Jakarta I Faktaonline.net - Hari Tani Nasional yang diperingati setiap tanggal 24 September, pada tahun ini oleh anggota komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin (photo) dijadikan peringatan kepada pemerintah agar senantiasa mengingat bahwa kepemimpinan nasional selalu membuat janji kampanye untuk stop impor produk pangan. Namun hingga hari ini, silih berganti pemimpin, berganti-ganti Menteri perdagangan, justru semakin membuka peluang impor yang mengakibatkan sebagian besar elemen bangsa mulai dari elit hingga masyarakat banyak mengeluh terkait kebijakan pemerintah yang selalu melakukan impor pangan.
Politisi
PKS asal dapil Sulawesi Selatan II ini mengatakan bahwa tiap awal tahun ia memberi
masukan kepada pemerintah untuk mewaspadai segala tantangan-tantangan negara
yang terberat agar diselesaikan secara bijak. Peringatan terakhir dan terbukti
saat ini adalah terkait tantangan energi, daya beli dan pangan. Tiga hal ini
hingga saat ini, pemerintah belum memberikan
rasa puas, rasa nyaman dan rasa aman kepada masyarakat sehingga rakyat
pada umumnya merasa gelisah.
“Pada
momen Hari Tani Nasional tahun ini, saya sangat berharap kepada pemerintah agar
berjanji yang akan ditepati, yakni memajukan petani negeri ini maju dan
berjaya. Ketika petani maju dan berjaya, maka negara ini akan segera menemukan
kedigdayaannya baik dimata rayat sendiri maupun di mata negara lain”, ucap
Akmal.
Ketua
Kelompok Komisi IV DPR dari FPKS ini menguraikan bahwa hari lahirnya
Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) pada 1960 pada 24 september tahun itu,
menjadi patokan sebagai peringatan Hari
Tani Nasional. Isu yang dibawa adalah hak kepemilikan atas tanah. Namun kita
melihat, bahwa hingga saat ini, turunan program perlindungan hak atas tanah
tidak dilakukan secara komprehensif. Misal Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009
Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, sudah di sahkan
hampir sepuluh tahun, tapi dampaknya minim. Lahan terus terkonversi tanpa ada
upaya pengganti secara serius.
“Petani
kita hanya ingin sederhana. Pemerintah hanya diminta menjamin, keterjangkauan
harga, Pendidikan murah dan jaminan kesehatan yang baik. Tiga hal ini masih
menjadi keluh kesah petani kita, sehingga mereka belum mau dikatakan maju
apalagi berjaya. Saya harap pemerintah mendengar aspirasi petani yang saya bawa
ini sebagai awalan masukan penyampaian kepada Menteri pertanian yang juga
semoga diteruskan kepada Presiden”, pungkas Andi Akmal Pasluddin.(ril)
Post a Comment